Jumat, 21 Februari 2020

MAKALAH FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN BBL TENTANG ADAPTASI SISTEM URINARI, SISTEM GASTROINTESTINAL DAN SITEM ENDOKRINOLOGI


MAKALAH FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS DAN BBL TENTANG ADAPTASI SISTEM URINARI, 
SISTEM GASTROINTESTINAL DAN SITEM ENDOKRINOLOGI








DISUSUN OLEH :
AULIA SABRINA LUBIS
PUTRI APRIYANI












D-IV AHLI JENJANG KEBIDANAN MEDAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TAHUN 2020


PENGANTAR

            Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia –Nya penulis dapat menyusun makalah ini. Makalah  ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis  mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar  pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun.
            Akhir kata semoga makalah  memberikan manfaat bagi kita semua. Terimakasih



                                                                                                                        Penulis

                                                                                                                                                                              


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Proses adaptasi fisiologi ibu hamil adalah proses untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang normal terjadi pada ibu selama masa kehamilan (Dartiwen, 2019). Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu (Yuni, 2013).
Selama kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimia yang mencolok, banyak perubahan ini dimulai segera setelah pembuahan dan berlanjut selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta. Selama kehamilan normal, hampir semua sistem organ mengalami perubahan anatomis dan fungsional (Andina, 2019).
            Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi.

1.2    Rumusan Masalah
1.     Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem urinaria yang dialami  ibu hamil?
2.    Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem gastroistetinal yang dialami  ibu hamil?
3.    Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem endokrinologi yang dialami  ibu hamil?

1.3    Tujuan
1.    Untuk mengetahui proses adaptasi fisiologi sistem urinaria yang dialami  ibu hamil
2.    Untuk mengetahui proses adaptasi fisiologi sistem gastroistetinal yang dialami  ibu hamil
3.    Untuk mengetahui proses adaptasi fisiologi sistem endokrinologi yang dialami  ibu hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Urinaria
            Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan, sehingga timbul sering buang air kecil. Keadaan ini akan hilang dengan tuanya kehamilan, bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul (Yuni,2013). Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan penekukan ureter. Penumpukan urine terjadi dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih dapat menimbulkan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas sehingga sering terjadi pielonefritis (Dartiwen, 2019).
Gambar 2.1
Laju filtrasi glomerulus (LFG, Glomerular Filtration Rate) dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. LFG meningkat hingga 25 persen pada minggu kedua setelah konsepsi dan 50 persen pada awal tri semester kedua. Aliran plasma ginjal bahkan meningkat lebih besar. Peningkatan LFG menetap sampai aterm, meskipun aliran plasma ginjal berkurang selama kehamilan tahap akhir (Andina, 2019).                                                                                                      
           
Gambar 2.2
            Menjelang akhir kehamilan, terutama pada nulipara, di mana bagian presentasi janin sering sudah masuk sebelum persalinan, seluruh dasar kandung kemih terdorong kedepan dan ke atas, mengubah permukaan yang semula konveks menjadi konkaf. Akibatnya, tindakan diagnostik dan terapeutik menjadi bertambah sulit. Selain itu, tekanan bagian presentasi mengganggu draenase darah dan limfa dari dasar kandung kemih, sering menyebabkan bagian ini menjadi endematosa, mudah mengalami trauma dan lebih rentan terhadap infeksi (Andina, 2019).
           
2.2 Sistem Gastroistetinal
            Sistem gastroistetinal atau yang biasa kita kenal dengan sistem pencernaan. Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nause) sebagai akibat hormon estrogen yang meningkat dan peningkatan kadar HCG dalam darah, tonus otot tractus digestivus menurun sehingga mortalitas juga berkurang yang merupakan akibat dari jumlah progesteron yang besar dan menurunnya kadar motalin- suatu peptida hormonal  yang diketahui mempunyai efek perangsangan otot-otot polos. Makanan lebih lama di lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi akan tetapi menimbulkan obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil (Dartiwen, 2019).
            Ukuran hati manusia akan membesar selama kehamilan. Konsentrasi albumin serum menurun selama kehamilan. Pada akhir kehamilan, konsentrasi albumin mendekati 3,0 g/dL dibandingkan dengan sekitar 4,3 g/dL pada wanita tidak hamil. Namun albumin total meningkat, karena meningkatnya volume distribusi akibat penambahan volume plasma. Juga terjadi peningkatan ringan kadar globulin serum (Andina, 2019).
Gambar 2.3
            Wasir (hemorrhoid) cukup sering terjadi pada kehamilan yang sebagian besar dikarenakan obstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heartburn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah (Yuni, 2013)

2.3 Sistem Endokrinologi
a.    Aliran darah ke kulit
Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme.
b.    Dinding abdomen
Pada pertengahan kehamilan sering terbentuk alur-alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, serta kadang di kulit payudara dan paha. Ini disebut striae gravidarum atau strech marks namun selain kemerahan terkadang sering tampak garis-garis putih keperakan berkilap yang mencerminkan sikatriks dari striae lama. Kadang otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya.
Gambar 2.4

c.    Hiperpigmentasi
Gambar 2.5
Hampir 90 persen wanita mengalami hiperpigmentasi. Biasanya ini akan mencolok pada wanita hamil yang berkulit gelap. Garis tengah kulit abdomen ( linea alba ) mengalami pigmentasi, sehingga warnanya berubah menjadi kehitaman ( linea nigra ). Kadang muncul bercak-bercak kecoklatan ireguler dengan berbagai ukuran di wajah dan leher, menimbulkan kloasma atau melasma gravidarum –apa yang disebut sebagai topeng kehamilan (mask of pregnancy)-. Pigmentasi pada aerola dan kulit genital juga dapat bertambah
d.   Perubahan Vaskular
Angioma yang disebut vaskular spider terbentuk pada sekitar dua pertiga wanita kulit putih dan sekitar 10 persen wanita kulit hitam. Angioma ini bermanifestasi sebagai tonjolan-tonjolan kecil merah dikulit, terutama wajah, leher, dada atas dan lengan. Keadaan ini sering disebut sebagai nevus, angioma atau telangiekstasia. Eritema palmaris ditemukan selama kehamilan pada sekitar dua pertiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita kulit hitam. Kedua keadaan ini tidak memiliki makna klinis dan hilang pada sebagian besar wanita segera setelah persalinan. Perubahan vaskular ini kemungkinan besar merupakan konsenkuensi hiper-setrogenemia

Gambar 2.6


BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
Perubahan fisiologis adalah  respon tubuh karena adanya pembuahan atau fertilisasi yang terjadi didalam uterus yang bertujuan untuk mempertahankan hasil pembuahan agar tetap hidup dan berkembang. Peristiwa ini  normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula keadaan semula beberapa minggu. Selain itu menyusui juga dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi dan mempercepat kembalinya ke ukuran normal.

3.2 SARAN
            Sebagai seorang mahasiswa kebidanan yang akan menjadi seorang tenaga kesehatan, harusnya lebih mempelajari dan memahami bagaimana perubahan fisiologis dan psikologis selama masa kehamilan. Karena peran bidan sangat penting dalam memberikan konseling pada ibu hamil mengenai perubahan-perubahan tersebut. Sehingga ibu hamil mampu mengantisipasi maupun mengatasi perubahan yang dialaminya. Juga ibu hamil akan terhindar dari sara takut atau stres dan mampu menjalani masa kehamilannya dengan normal dan bahagia.


DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati, Yuni, Heni Puji Wahyuningsih. 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Yanti, Damai. 2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Refika Aditama
Dartiwen, Yati Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidana Pada Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Sutanto, Andina Vita, Yuni Fitriana. 2019. Asuhan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Perss
Hani, Ummi, Jiarti Kusbandiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika