MAKALAH
FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS
DAN BBL TENTANG ADAPTASI SISTEM URINARI,
SISTEM
GASTROINTESTINAL DAN SITEM ENDOKRINOLOGI
DISUSUN
OLEH :
AULIA
SABRINA LUBIS
PUTRI
APRIYANI
D-IV
AHLI JENJANG KEBIDANAN MEDAN
POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
TAHUN
2020
PENGANTAR
Puji
dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia –Nya penulis dapat menyusun makalah ini. Makalah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun.
Akhir
kata semoga makalah memberikan manfaat bagi kita semua.
Terimakasih
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Proses adaptasi fisiologi ibu hamil adalah proses untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan fisik yang normal terjadi pada ibu selama masa kehamilan (Dartiwen,
2019). Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara
bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu (Yuni, 2013).
Selama kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimia yang
mencolok, banyak perubahan ini dimulai segera setelah pembuahan dan berlanjut
selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap rangsangan
fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta. Selama kehamilan normal,
hampir semua sistem organ mengalami perubahan anatomis dan fungsional (Andina,
2019).
Memang adakalanya perubahan yang
terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih
fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan
dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala
tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang
normal lagi.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa saja proses
adaptasi fisiologi sistem urinaria yang dialami
ibu hamil?
2.
Apa saja proses
adaptasi fisiologi sistem gastroistetinal yang dialami ibu hamil?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
proses adaptasi fisiologi sistem urinaria yang dialami ibu hamil
2.
Untuk mengetahui
proses adaptasi fisiologi sistem gastroistetinal yang dialami ibu hamil
3.
Untuk mengetahui
proses adaptasi fisiologi sistem endokrinologi yang dialami ibu hamil
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sistem Urinaria
Pada bulan pertama kehamilan kandung
kemih tertekan, sehingga timbul sering buang air kecil. Keadaan ini akan hilang
dengan tuanya kehamilan, bila uterus
gravidus keluar dari rongga panggul (Yuni,2013). Progesteron dengan efek
relaksan pada serabut-serabut otot polos menyebabkan terjadinya dilatasi,
pemanjangan, dan penekukan ureter.
Penumpukan urine terjadi dalam ureter
bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih dapat menimbulkan pengosongan
kandung kemih yang tidak tuntas sehingga sering terjadi pielonefritis (Dartiwen, 2019).
Gambar 2.1
Laju
filtrasi glomerulus (LFG, Glomerular
Filtration Rate) dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.
LFG meningkat hingga 25 persen pada minggu kedua setelah konsepsi dan 50 persen
pada awal tri semester kedua. Aliran plasma ginjal bahkan meningkat lebih
besar. Peningkatan LFG menetap sampai aterm, meskipun aliran plasma ginjal
berkurang selama kehamilan tahap akhir (Andina, 2019).
Gambar 2.2
Menjelang akhir kehamilan, terutama
pada nulipara, di mana bagian presentasi janin sering sudah masuk sebelum
persalinan, seluruh dasar kandung kemih terdorong kedepan dan ke atas, mengubah
permukaan yang semula konveks menjadi konkaf. Akibatnya, tindakan diagnostik
dan terapeutik menjadi bertambah sulit. Selain itu, tekanan bagian presentasi
mengganggu draenase darah dan limfa dari dasar kandung kemih, sering
menyebabkan bagian ini menjadi endematosa,
mudah mengalami trauma dan lebih rentan terhadap infeksi (Andina, 2019).
2.2 Sistem Gastroistetinal
Sistem gastroistetinal atau yang
biasa kita kenal dengan sistem pencernaan. Pada bulan-bulan pertama kehamilan
terdapat perasaan enek (nause)
sebagai akibat hormon estrogen yang
meningkat dan peningkatan kadar HCG dalam darah, tonus otot tractus digestivus menurun sehingga
mortalitas juga berkurang yang merupakan akibat dari jumlah progesteron yang besar dan menurunnya
kadar motalin- suatu peptida hormonal yang diketahui mempunyai efek perangsangan
otot-otot polos. Makanan lebih lama di lambung dan apa yang telah dicerna lebih
lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi
akan tetapi menimbulkan obstipasi yang
memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil (Dartiwen, 2019).
Ukuran hati manusia akan membesar
selama kehamilan. Konsentrasi albumin serum menurun selama kehamilan. Pada
akhir kehamilan, konsentrasi albumin mendekati 3,0 g/dL dibandingkan dengan
sekitar 4,3 g/dL pada wanita tidak hamil. Namun albumin total meningkat, karena
meningkatnya volume distribusi akibat penambahan volume plasma. Juga terjadi
peningkatan ringan kadar globulin serum (Andina, 2019).
Gambar
2.3
Wasir (hemorrhoid) cukup sering terjadi pada kehamilan yang sebagian besar
dikarenakan obstipasi dan
naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk
vena hemorrhoid. Panas perut (heartburn) terjadi karena terjadinya
aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus
bagian bawah (Yuni, 2013)
2.3 Sistem Endokrinologi
a.
Aliran darah ke
kulit
Meningkatnya
aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan
panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme.
b.
Dinding abdomen
Pada
pertengahan kehamilan sering terbentuk alur-alur kemerahan yang sedikit cekung
di kulit abdomen, serta kadang di kulit payudara dan paha. Ini disebut striae gravidarum atau strech marks namun selain kemerahan
terkadang sering tampak garis-garis putih keperakan berkilap yang mencerminkan sikatriks dari striae lama. Kadang otot dinding abdomen tidak dapat menahan
tegangan yang mengenainya.
Gambar 2.4
c.
Hiperpigmentasi
Gambar
2.5
Hampir
90 persen wanita mengalami hiperpigmentasi. Biasanya ini akan mencolok pada
wanita hamil yang berkulit gelap. Garis tengah kulit abdomen ( linea alba ) mengalami pigmentasi,
sehingga warnanya berubah menjadi kehitaman ( linea nigra ). Kadang muncul bercak-bercak kecoklatan ireguler
dengan berbagai ukuran di wajah dan leher, menimbulkan kloasma atau melasma
gravidarum –apa yang disebut sebagai topeng kehamilan (mask of pregnancy)-. Pigmentasi pada aerola dan kulit genital juga dapat
bertambah
d.
Perubahan
Vaskular
Angioma
yang disebut vaskular spider terbentuk pada sekitar dua pertiga wanita kulit
putih dan sekitar 10 persen wanita kulit hitam. Angioma ini bermanifestasi
sebagai tonjolan-tonjolan kecil merah dikulit, terutama wajah, leher, dada atas
dan lengan. Keadaan ini sering disebut sebagai nevus, angioma atau
telangiekstasia. Eritema palmaris ditemukan selama kehamilan pada sekitar dua
pertiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita kulit hitam. Kedua keadaan ini
tidak memiliki makna klinis dan hilang pada sebagian besar wanita segera
setelah persalinan. Perubahan vaskular ini kemungkinan besar merupakan
konsenkuensi hiper-setrogenemia
Gambar 2.6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perubahan fisiologis adalah
respon tubuh karena adanya pembuahan atau fertilisasi yang terjadi
didalam uterus yang bertujuan untuk mempertahankan hasil pembuahan agar tetap
hidup dan berkembang. Peristiwa ini
normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula keadaan
semula beberapa minggu. Selain itu menyusui juga dapat membantu mempercepat
pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi dan
mempercepat kembalinya ke ukuran normal.
3.2 SARAN
Sebagai
seorang mahasiswa kebidanan yang akan menjadi seorang tenaga kesehatan,
harusnya lebih mempelajari dan memahami bagaimana perubahan fisiologis dan
psikologis selama masa kehamilan. Karena peran bidan sangat penting dalam
memberikan konseling pada ibu hamil mengenai perubahan-perubahan tersebut.
Sehingga ibu hamil mampu mengantisipasi maupun mengatasi perubahan yang
dialaminya. Juga ibu hamil akan terhindar dari sara takut atau stres dan mampu
menjalani masa kehamilannya dengan normal dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati, Yuni,
Heni Puji Wahyuningsih. 2013. Asuhan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Yanti, Damai.
2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung:
Refika Aditama
Dartiwen, Yati
Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidana Pada
Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Sutanto, Andina Vita,
Yuni Fitriana. 2019. Asuhan Pada
Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Perss
Hani,
Ummi, Jiarti Kusbandiyah, dkk. 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika